Rabu, 05 Maret 2014

korekan mesin balap jupiter z



Pertama kita tebus adalah Piston tiger Oversize Nol dengan Diameter 63.5. Bagaimana ruang bakarnya ya… Emmpphh.. Hitung-menghitung akhirnya kita putuskan diameter intake kita porting selebar 22mm karena disini kita akan main di RPM 10.000, dapetlah hitungan Klep Intake 25mm. Comot dari pabrikan tetangga berlabel “S” maka sekalian dibenamkan klep Ex-nya ke cylinder head.
Klep In 25mm - Ex 23mm
Klep In 25mm - Ex 23mm
Akhirnya pesanan liner honda Tiger sudah datang, maka kita kirim blok ke tukang bubut untuk di overbore…
sp_a2121PISTON TIGER 63.5mm
Satu hal yang sedang kita riset pada motor ini adalah High Velocity Porting… Hmm… Seperti apa? Ini adalah teknik meningkatkan aliran udara pada ruang pemasukan bahan bakar, agar saat Putaran Mesin menjadi super cepat dan waktu buka-tutup klep semakin singkat, campuran udara-bahan bakar dapat menerobos masuk ke dalam silinder.
Pengerjaanx adalah dengan menambal lubang porting dengan epoxy, menggesernya sekitar 1mm untuk mendapat aliran udara yang lebih tinggi serta ditengah jalur pemasukan kita buatkan rongga untuk waiting zone… Idealnya power akan tersimpan di putaran bawah-menengah kemudian dihempaskan habis di Putaran Atas.
Porting Intake
porting Intake
Hmm.. masih banyak part yang menunggu untuk diaplikasikan, pesanan gearbox super close juga masih 2 minggu lagi baru datang.. Akhirnya kita adjust camshaft original yang kita gerinda hingga 3.5mm hingga bentuknya kurus banget hehehe, kaya kurang gizi.
Noken Asli Dipapas
Noken Asli Dipapas
Papas 3 mm
Knalpot kita memakai AHAU motor yang emang udah terkenal jagonya bikin knalpot performa tinggi, tapi nggak menutup kemungkinan jika emang brother sekalian mau pesen knalpot custom made in R.A.T kita bisa hitungin dan buatkan special order dengan harga lebih miring tentunya. Hanya saja memang kita tidak bisa memproduksi tampilan yang bagus dan meyakinkan, label yang keren ataupun bahan pipa stainless karena custom knalpot kita emang lebih kepada performa bukan penampilan… Yah namanya juga lagi belajar bikin knalpot custom hehehe…
Knalpot AHAU
Knalpot AHAU
Knalpot R.A.T & AHAU
Knalpot R.A.T & AHAU
Tetap Sehat – Tetap Semangat, suapaya bisa modifikasi mesin tiap hari. 

drak spedddd


ManiakMotor – Mesin Yamaha Jupiter Z ini macam dicetak ulang untuk menyamai mesin DOHC di drag bike. Mesin asli hanya casing atau sebagai wadah alias mentah, karena strukturnya dibangun dari nol. Kepala silinder misalnya, lubang-lubangnya didesain kembali untuk melayani kapasitas 200cc. Kruk-as dan rumahnya (crankcase) yang membesar, jauh dari bentuk asli Jupiter.  Boleh disebut profesor dong, tunnernya..! Bisa-bisa Yuichi Takeda, perancang Jupiter Z akan nangis bombay, walau ia orang Jepang. Kan rancangannya sudah diobrak-abrik... 
Itu dia Jupie Z Pele yang tenar di lintas 201 meter yang pernah berlari 7.5 detik. Motor bermesin SOHC (single over head camcshaftpenantang dominasi Satria FU DOHC (double over head camshaftdi bebek tune-up s/d 200 cc. FU Solo, FU Kontroversi dan motor ini saling mengalahkan di kelas tersebut. “Untuk setara DOHC di kelas ini tantangannya tiga step," kata Muh. Arif Sigit Pele Wibowo, pawang Jupiter ini dari markas Pells Racing di Boyolali, Jawa Tengah. Nah bengkelnya sudah ditulis duluan.
HEAD MENTAH
Anggap saja kepala silinder (cilinder headJupie bahan mentah. Lubang inlet dan outlet, termasuk rumah klep (sitting) telah ditutup dengan las babet.  Sbab nanti akan diberi  klep diameter ekstrem. Contoh saja, untuk urusan pemasangan klep 30 mm seperti di road race sudut-sudutnya juga berubah total. Apalagi yang ini, klepin-nya 34 mm dan buang 28,5 mm.
Trik ini jadi santapan Pele bila melongok perlengkapan bengkel Pells Racing alias Pells Putra Pandawa. Bengkel yang sederhana namun lengkap dengan pisau penggali metal untuk mengejar persamaan efisiensi pembakaran setara DOHC. Makanya, brosist harus membaca spek bengkel Pells Racing  di kanal sebelah.
Saat dilubangi ulang dengan pisau bubut model berdiri dan dihaluskan dengan pisau tunner, yang harus diingat adalah presisi derajat sitting klep dan curtaian area. Ya, sederhananya ukuran dan ruang lubang-lubang sebagai lintasan bahan bakar masuk dan buang buka-tutup klep.  Kalau pakai rumus, otak sampeyan akan keriting.  Pele juga saat meracik ini mesin nggak pakai rumus, hasilnya tetap kencang.
Wee..? “Tetap pakai rumus, Mas! Tapi rumus sederhana dari Graham Bell. Terutama penentuan diameter klep pada kepala silinder. Maka terciptalah tiga tingkat derajat posisi lubang in dan ex, pula desain ruang bakar yang mirip bak mandi (bathub). Saya yakin dengan model ini, debit bahan bakar akan seimbang dengan DOHC. Memang punya kelemahan pada ratanya penyebaran bensin dibanding DOHC,” cerita Pele. 
Tingkatan sudut-sudut lubang masuk dan buang dimulai 15o dihitung dari kubah ruang bakar, lanjut 30o dan diakhiri 45o. Pakai metode ini bahan bakar dari karbu lebih singkat. Menjaga klep minyak (masuk) dan klep api (buang) saling sikut saat overlap,  posisi klep ketemunya 28° untuk in dan ex 31°.  Itu sesuai pengakuan Pele lho. Bukan karangan maniakmotor.com. Bila brosist meniru namun keliru, silakan mesinnya diantar ke Pele saja. Dijamin bisa, ya buktinya Jupiter Z Pele ini.  Getu aje kok repot.  Biarkan saja Pele yang sibuk, tapi jangan lupa dibayar.
Klep yang dipakai kodenya EE5. Model dan ukuran dengan persamaan  klep motor, tidak ditemukan di Indonsia. Iya, mana ada klep bebek standar diameternya 34 mm. Apalagi era sekarang yang DOHC, diameter klepnya kecil-kecil tapi dua. Klep EE5 adalah produksi  Thailand. Tapi Pele setuju itu klep mobil.  Lha, kenapa nggak dibikin jadi roda empat aja bro, hehehe becanda.
KEM BUTA

Penggerak klep alias kem atau poros bubungan yang bahasa kerennya chamshaft sama saja, juga peta buta. Tetapi bukan seperti para pesulap pakai tutup mata yang ikut membutakan penonton. Noken-as menggunakan milik mobil Honda Estilo. Lalu, dipahat  durasinya 282o, kem tinggi brosist. Bila motornya hidup seperti dak-dik-dukyang terasa di dada. Itu kalau menang saat lomba. Bila kalah, akan terasa di otak, maksudnya harus peras otak lagi untuk bikin kem yang bisa menumpahkan bahan bakar melawan FU yang DOHC.
Sekali lagi, pola dan profil kem bisa lebih mudah dibikin karena alat-alat sendiri yang dioperasikan sendiri. Pasti nggak sekali jadi. Mungkin saja sudah berbatang-batang kem mobil yang pernah dicetak dan akhirnya masuk besi kiloan. Nah di situ untungnya tukang loak, tapi nggak papa buat dia makan.  
Profil kem yang dibentuk disesuaikan  dengan durasi  yang dipatok di 282° tadi.  Itu  dari hitungan  membuka 370 sebelum TMA dan menutup 650 sesudah TMA. Sedang ex membuka 65o sebelum TMB  dan tertutup 370 sesudah TMB. Katanya, angka itu  memberi efek nafas lebih panjang dan power band sembari kedua tangan direntangkan. Kan lebar...
Pada rpm tinggi tidak akan terasa kehabisan nafas, powernya padat merayap. Paling yang dirasakan si joki duduk di jok tipis geli sikit. Makin digas kian geli, sekalian saja gas pol rem blong, pasti ketawa, kan geli. “Kem  Estilo hanya Rp 150 ribu. Tapi untuk urusan bikinnya saya sendiri yang menggerinda dan membubut. Bila racikannya ketemu, tinggal dicetak dengan mesin copy kem. Kalau ada yang mau pesan, boleh saja,” kekeh Pele dengan maksud promosi sambil tunjukkan puluhan kem ‘korban’ risetnya.
KRUK-AS MELEK

Berbeda dengan kem dan head yang buta. Kruk-as malah dibikin melek, maksudnya diperbesar yang tadinya sipit. Lingkar kruk-as Jupie 96 mm dipermak menjadi 102 mm. Caranya, menambal dengan ring yang tidak dijelaskan pakai ring apa, tapi jauh dari ring tinju. Rancangan modifikasinya mirip kruk-as Yamaha Mio drag bike versi Thailand.
Sebenarnya cara ini untuk menggeser dudukan setang piston. “Karena mengejar stroke agar naik sesuai penggunaan piston Kawahara 66 mm. Juga bobot kruk-as lewat naiknya kapasitas. Dengan begitu, naiknya rpm lebih tertata,” jelas Pele dengan logat Jawa kental sembari ‘ngos-ngosan otaknya’.
Itu maksudnya diameter bundar kruk-as yang aslinya kecil menjadi besar alias melek yang bukan meram-melek. Sekalian melek, momen puntir pun masih  ditambah dengan bobot balancer yang 750 gram. Ya makin melotot tetapi tidak melototi FU untuk ditantang lho. Maklum, langkah-langkah tidak akan didapati menaikkan kapasitas sampai 200 cc pada FU.
Dudukan setang piston disesuaikan dengan setang piston Yamaha Mio. Setang ini lebih panjang 2 mm dari standar Jupie dan lubang dudukannya juga lebih besar 2 mm lingkarannya. Pendeknya dengan bikin melek kruk-as dengan kombinasi setang piston Mio menghasilkan stroke 58 mm. Bila dihitung dengan diameter piston 66 mm hasilnya adalah 198 cc. Modal inilah yang menggemparkan Jupiter Z Pele sebagai penantang FU di bebek s/d 200 cc.
Engine on... blar, blar, blaaaar...! Ardel   
MODIF LAINNYA


Data Modifikasi  : 
Motor : Yamaha Jupiter Z 2008
Kelas : Bebek Tune Up 200 cc
Pembalap : Eko Chodox dan Jhon Pells
Kompresi : 13,8 : 1
Volume head (buret): 15,5 cc
Piston  :Kawahara Forging (dome 5 mm)
Timing pengapian :36° (6000 RPM s.d 9000 rpm 
LSA  : 104o
Durasi Kem : 282 
Klep : EE5
Diameter klep : In 34 mm, ex 28, 5 mm
Per klep : Jepang 
Diameter in-let dan bentuknya: 28,5 bulat
Diameter out-let dan bentuknya: 28 bulat
Karbu : PE 28 (reamer 31 mm) dengan seting spuyer sering pada pilot jet 58 dan main jet 138
Selongsong gas: TZM
Manifold : Daytona 28
Busi : NGK C7 HPX
Kruk as  : Standart diperbesar diameter dari 96 mm jadi 102 mm 
Pompa oli  : Standart
Kopling  : Bak kopling X1, kampas kopling FR (original)
Rasiogigi-1: 15/33
 Gigi-2: 18/31
 Gigi-3: 21/27
 Gigi-4: 22/23
CDI dan kurva-nya: Kawahara Programble
Kenalpot dan kelebihannya: AHM 
Sokbreker depan (seting): Suzuki satria FU 
Sokbreker belakang (seting): YSS
Cakram depan : Standart
Rem belakang : Tromol
Ban depan/belakang: IRC Eat My Dust 60/80-17  depan 50/90
Pelek depan/belakang: Kawahara 
Merek Gir/sproket/rantai: Triple SSS 15/31 
Sasis dan modifnya: By Pells Racing
Alamat Bengkel :: KP. Tinawas, Rt 02/1, Kecamatan Nogosari, Boyolali
Pells racing  
HP 08122971361 



bore up aman buat yamaha jupiter!!

Bebek 4-tak korek outlaw memakai trik bore up, naik stroke atau perbesar katup kian lazim di jalanan. Cuma sayang, makin banyak trik yang hanya uber performa tapi melupakan faktor daya tahan. Seperti yang banyak terjadi saat ini.



 “Kalau mau naik stroke, saya mending pasang kruk-as Honda Karisma ke Yamaha Jupiter-Z. Otomatis langkah piston jadi 57,9 mm (stroke asli Jupiter 54 mm). Timbang ubah kruk-as Jupiter atau ganti pin bawah (big end) model offset berisiko nggak balans,” buka Dimboeng ini, tuner Ron's Motorsport.

Dan taunya, tak banyak ubahan di seputar area crank-case Jupiter-Z untuk memuat bilah kruk-as Karisma yang lebih lebar dan berat. “Kebetulan kode laher kruk-as kiri sama, yaitu 6304. Jadi nggak masalah. Cuma buat yang kanan harus ganti dari 6205 jadi 6304,” lanjut bapak tiga anak ini.

Namun sebelum diterapkan, coba dulu putar bandul kruk-as Karisma dan pastikan tidaak bergesek di dinding crank-case. Dan kalau ada mentok dikit, kurangi kelebihan ‘daging’ alumunium dengan pisau bor tune.
Pekerjaan berikut yang rada berat, poros kruk-as bagian kanan Karisma harus dibentuk sama persis punya Jupiter-Z. Hal ini agar gigi primer dan pompa oli tetap bisa bekerja normal. “Caranya potong bagian ujung 3 mm. Terus minta tukang bubut bikin gerigi dengan mesin scrap,” yakin bengkel dibaturetno ini pasti sudah tau...

Sementara buat sisi kiri relatif mudah, karena sekadar memperkecil diameter poros kiri kruk-as Karisma agar muat lubang magnet Jupiter-Z. Dan tidak lupa bikin alur spi pengunci.

Berhubung stroke Karisma lebih panjang, dengan terpaksa blok silinder mesin Jupiter-Z dimodifikasi. Seperti memberi paking alumunium pengganjal blok silinder bawah setebal 9 mm dan pasang 4 baut blok silinder Suzuki Shogun 125. Tak hanya itu, rantai keteng Jupiter-Z juga mesti disambung 1 mata.

“Kalau sudah begitu, setang piston Karisma berdiameter 13 mm sekarang bisa pakai piston Kawak Kaze (53 mm), Blitz Joy (56 mm) atau Honda Sonic (58 mm). Pokoknya tinggal pilih dan sesuaikan ubahan pendukung di kepala silinder,” sambung mantan roadracer seangkatan Ade Taruna ini.

Sebab makin gede piston tentu bagian kubah, squish, lebar klep hingga sitting valve bisa diseimbangkan pula. Kalau pakai piston Kaze kapasitas jadi 127,6 cc, dengan piston Blitz Joy melonjak sampai 142,5 cc atau bengkak gara-gara piston Sonic jadi 152,8 cc. Tinggal pilih bro...mantap abis dech pokonya,,,,dana ga seberapa bro....


 apa lagi pakai cdi racing bawaan Rextor...mantap bro...koil pakai blinter merci aja bro bawaan kawasaki....pengapian tambah gede............


Motor Drag Jupiter Z 300cc FFA By RPM

Motor Drag Jupiter Z 300cc FFA By RPM

18th September 2013
Kata RPM pasti sudah gak asing lagi buat  Gaspolmania kan? RPM itu singkatan Rotation per Minute. Jadi berapa kali si mesin itu berputar dalam satu menit. Kali ini www.201mClothes.com akan membahas masalah RPM. Tapi bukan RPM yang itu yah bro. RPM yang bakal di bahas di sini adalah nama sebuah Bengkel Drag yang udah malang melintang di dunia balap liar. Ratu Perkasa Motor. Buat yang tinggal di Cibubur pasti kebanyakan udah pada tau bengkel yang satu ini kan?
Jupiter Z Drag FFA 300cc
Jupiter Z Drag FFA 300cc by RPM
Bengkel ini sendiri alamatnya ada di sekitaran Jl. Raya Bogor, tepatnya di sebelah klinik 24 jam. Mau tau motor apa yang jadi andalan RPM? Jawabanya adalah Jupiter Z langsiran taun 2009. Di tangan Om Dirman RPM motor mengalami operasi khusus. Pembedahan di jalani demi mendapatkan performa istimewa. Beberapa part pun harus mencangkok part racing. Paling pertama yang di operasi adalah silinder blok dan head. Silinder blok di bore up, untuk kemudian di benamkan seher Izumi milik Honda CBR 250 demi angka 300cc. Urusan pengaturan gas masuk dan buang di percayakan pada sepasang Klep kanibal Honda Tiger. Setelah kelar mengoperasi Silinder dan head, operasi berikutnya merambah ke area pengkabutan bahan bakar. Untuk memenuhi ruang bakar yang sudah bengkak, Om Dirman RPM mencangkokan Karburator Keihin ukuran 32 dengan reamer khusus.
Karbu Keihin 32 Asli Jepang
Karbu Keihin 32 Asli Jepang
Operasi daleman mesin berhasil oleh Dr. Dirman berhasil meningkatkan kapasitas mesin dari 110cc menjadi  300cc. Asupan bahan bakar pun sudah jauh lebih besar. Untuk membantu pengolahan di ruang pembakaran, sistem pengapian motor ini wajib menyesuaikan diri. Sebagai mekanik berpengalaman, Om Dirman mempercayakan produk lokal BRT. Urusan Gearbox tak luput dari tangan dingin Om Dirman. Hitung-hitungan di lakukan untuk menemukan perbandingan yang tepat. Setelah menemukan angka yang tepat, operasi gearbox langsung berjalan. Informasi dari sang Joki, Bro Gusti, motor ini menggunakan gigi rasio berikut:
Rasio 1 = Kanibal dari Satria FU
Rasio 2 = Standard bawaan motor
Rasio 3 = Kanibal dari Yamaha Vega
Rasio 4 = Custom Racing made in Thailand
Terahir merubah knalpot. Knalpot racing custom by Wawan Racing Concept Menjadi pilihan untuk menggantikan knalpot standard.  Dengan racikan mesin seperti di atas, apa istimewanya ini motor? ?Jangan pandang sebelah mata bro! Motor ini pernah naik podium di event D3 dua taun berturut-turut. Di taun 2011 dan 2012. Motor ini pun pernah menyebrang hingga pulau Bali saat event Dragbike Open di sirkuit Lanud Ngurah rai Bali di awal taun 2012.
Info motor dan bengkel lebih lanjut silahkan langsung sambangi Mabes RPM ;)

Kamis, 27 Februari 2014

cara membuat drag

cara membuat motor drag
BAGI anak muda yang gemar sepeda motor, mungkin tidak asing lagi dengan adegan balapan motor. Biasanya aksi balapan motor tersebut dilakukan secara resmi atau liar yang digelar di jalan-jalan raya menjelang tengah malam. Sementara jika resmi umumnya berlangsung di tempat tertentu agar penonton dan bikers bisa aman ketika beraksi. Foto : Safari Sidakaton Foto : Safari SidakatonUntuk bisa menjuarai berbagai event balap, biasanya penggemar aksi balapan tersebut akan mencari bengkel yang bisa membuat motor lari kencang. Bahkan mengantri pun tidak masalah ketika harus menunggu giliran untuk di tune up mesinnya. Yang penting motornya bisa ditangani secara langsung oleh mekanik bengkel tersebut.
Satu diantara bengkel yang setiap hari didatangi penggemar motor balap adalah Satelite Jaya Motor. Bengkel ini terletak di Jl Raya Parung Serab/Kota Kembang Rt 03/04 Tirtajaya Depok. Bagi penggemar balapan motor, bengkel ini memang sudah terkenal mampu membuat motor berlari kencang dan selalu menjadi juara dalam berbagai event balap motor.
Ketenaran bengkel ini juga tidak hanya untuk wilayah Depok dan sekitarnya tapi sudah merambah hingga ke Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Riau dan Sulawesi. Bahkan karena selalu menjadi juara dalam berbagai event balap, salah satu motornya tune up-nya ditulis oleh media otomotif nasional.
Foto : Safari Sidakaton Foto : Safari SidakatonDari luar, bengkel ini memang seperti bengkel sepeda motor lainnya. Bengkel ini pun hanya menempati rumah kontrakan uang luasnya 3 x 7 meter. Namun jika sudah masuk ke dalam ruangan maka akan banyak motor drag race yang dipajang. Saat TNOL mengunjungi bengkel tersebut, ada sekitar 6 motor drag race yang sudah selesai di tune up.
Menurut Eko Aryanto, mekanik dan pemilik bengkel Satelite Jaya Motor, untuk membuat motor bisa berlari kencang hingga bisa menjadi juara drag race maka harus merubah semua ukuran standar sepeda motor menjadi ukuran sesuai kelas drag race. Perubahan ukuran tersebut meliputi gear ratio, noken as, saher, pen struk, system pengapian, knalpot dan menaikan CC.
Foto : Safari SidakatonFoto : Safari SidakatonNamun semua ukuran yang tidak standar tersebut juga harus diimbangi dengan pemasangan atau penempatannya. Jika tidak tepat memasangnya maka jangan harapkan motor bisa berlari kencang karena yang didapat adalah motor malah mogot ditengah jalan. Apalagi dalam mengoprek motor tergantung keahlian mekanik. Dalam hal ini mekanik banyak menggunakan feeling untuk mendapat setingan yang tepat.
“Jadi semua itu tergantung memasangnya, karena harus ada pengukuran yang sempurna biar larinya bisa kencang,” kata Eko.
Berapa dana yang dibutuhkan? Eko menuturkan, diperlukan sedikitnya Rp 5-6 juta untuk bisa merubah motor standar menjadi drag race. Namun hal tersebut juga harus dilihat kondisi mesin motornya apakah masih layak atau tidak. Jika tidak maka anggaran yang diperlukan bisa lebih besar lagi atau memang motor tersebut sama sekali tidak bisa dirubah menjadi drag race.
Foto : Safari SidakatonFoto : Safari Sidakaton“Kalau dananya sekitar Rp 5 jutaan, lebih baik milih motor metik karena bugjetnya lebih murah. Lagi pula, sekarang motor matik juga banyak yang turun dalam ajang drag race,” paparnya.
Dengan motor metik maka penggemar motor balap tidak perlu pusing untuk membeli gear ratio yang harganya lumayan mahal. Motor metik menjadi drag race tinggal mengandalkan pada peningkatan stroke/langkah dan bore up. Untuk kedua hal ini, kisaran dana yang dibutuhkan sekitar Rp 3 jutaan.
Sedangkan uang yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk merubah noken as sesuai kebutuhan, apakah untuk 201 m atau 402 m. Piranti pengapian dan perangkat CVT juga harus dirubah untuk menyesuaikan kebutuhan rubahan. Yang lainya tergantung pada keahlian sang mekanik memanfatkan part yang ada.
Sementara untuk motor dua tak, biaya yang dibutuhkan lebih mahal dari motor metik. Bahkan bisa dua kali lipat karena harga spare part motor dua tak, lumayan mahal. Beberapa spare part yang harus dirubah dan butuh biaya yang lumayan adalah noken as, piston, naikan Langkah/stroke, bore up, close ratio, final gear dan pengapian.
“Dengan perubahan ini saja, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp 9 jutaan,” jelasnya